Saturday, April 24, 2004

Berada bersama keluarga kawasan ilegal

Lapangan voli pagi itu berubah menjadi ceria dengan kehadiran puluhan anak-anak dan 100 ibu-ibu dari kawasan ilegal seputar situ rawa besar, depok terlihat banyak berkumpul di tepi rawa. Kesanalah kami berkunjung pada hari Sabtu 24 April 2004 lalu untuk berbagi bersama mereka. Anak-anak itu berasal dari sebuah kawasan ilegal yang dihuni oleh lebih kurang 295 KK dengan 125 balita dan anak-anak sejak 1976. Sejak tahun 2002 Lembaga Sosial Kesejahteraan-LSK Sejahtera melalui Program Pemberdayaan Masyarakat Squatter berada di kawasan ini untuk membina masyarakat yang tinggal di daerah ini. LSK Sejahtera yang mendapat dukungan dana dari program Grant Japan Development Fund/JDF dibawah dirjen Kimpraswil khusus untuk sarana-prasarana fisik lingkungan dan kesehatan. Sang ayah sebagian besar adalah pendatang dari Jateng, Jatim, dan Kerawang yang telah menetap di lokasi ini sejak 1976 bekerja sebagai driver becak, pemulung, pedagang kakilima, pedagang asongan dan pedagang gerobak. Karena status mereka adalah ilegal, maka keluarga mereka tetap tidak diakui keberadaannya oleh RT/RT/Lurah setempat, sehingga dalam banyak hal mereka tidak bisa mendapatkan akses, misalnya KK, KTP, Akte kelahiran, surat miskin atau bahkan akses ke Puskesmas. Kebanyakan dari anak-anak di daerah ini tidak mendapatkan imunisasi (karena tidak diakui oleh puskesmas setempat). Namun LSK Sejahtera telah berhasil mengadakan pendekatan ke Puskesmas, dan berhasil mengajak Puskesmas dalam 3 bulan ini secara reguler, untuk mengadakan sesi imunisasi untuk warga. Sesi ini disponsori pula oleh Posyandu Kecamatan & Dirjen. Kimpraswil.

Program Demo Memasak dan Penyuluhan Kesehatan

Kali ini KKS Melati mendapat sumbangan bahan makanan kering dari Junita, salah satu relawan KKS Melati. Bahan makanan tersebut ternyata sumbangan dari IRD/USAID, isinya beras, kentang kering, wortel kering dan daging kering berbumbu. Demo memasak kali ini diikuti oleh 100 ibu-ibu muda yang dengan antusias sudah datang sejak pagi hari. Acara dibuka oleh Dimas sambil berseloroh bahwa mereka akan melakukan demo memasak bahan makana yang berasal dari Amerika, "Mudah-mudahan setelah demo ini ibu-ibu bisa berbicara dengan bahasa Amerika", katanya sambil tersenyum. Kontan banyak ibu-ibu mendengarkan dengan seksama penjelasan yang diberikan Betsy, Prima dan Swan. Acara memasak nasi goreng dengan bahan makanan yang belum pernah dimasak sebelumnya, menjadi tontonan yang menarik. Apalagi setelahnya dilakukan tanya jawab mengenai kesehatan, dibantu dr. Tato seorang relawan KKS Melati. Pertanyaan demi pertanyaan bertambah seru saja.

Seusai demo masak, Penyuluhan Kesehatan mengenai Sanitasi diberikan oleh Heda dan Mia, relawan KKS Melati yang juga kuliah di Fakultas Kesehatan Masyarakat UI. Banyak sekali pertanyaan yang diberikan oleh ibu-ibu membuat hari penyelenggaraan kegiatan ini menjadi bertambah panjang. Setiap pertanyaan yang diajukan oleh Heda dan Mia disambut dengan acungan jari dar ibu-ibu, demikian pula sebaliknya, banyak juag ibu-ibu yang sibuk bertanya ini dan itu. Mungkin pula karena kami menyediakan paket sabun dari PT Unilever Indonesia sebagai hadiah, sehingga mereka tampak antusias.

Diakhir acara, kami membagikan 1 kaleng susu Nutren 400 gram sumbangan dari PT Nestle Indonesia dan satu plastik bahan makanan yang sama dengan bahan yang digunakan dalam demo.

Kegiatan anak-anak

Lagi-lagi acara dipandu Virgina, salah seorang relawan KKS Melati, "Jadi... gue lagi nih!" katanya, tapi kecintaannya kepada anak-anak mengalahkan rasa bosannya dengan cepat. Hari itu sekitar 50 anak-anak berkumpul di lapangan Volley, membuka-buka box buku cerita tak sabar ingin melihat isinya. Virgina membuka acara hari itu dengan bernyanyi lagu Balonku bersama-sama, dan kemudian ia mulai bercerita dari sebuah buku tentang seekor semut yang tidak serakah lagi. Seusai dongeng, banyak sekali pertanyaan yang diajukan dan anak-anak sibuk mengacungkan jarinya berebutan untuk menjawab. Bergantian mereka maju ke depan dan menjawab pertanyaan. Ada yang malu-malu, ada yang lantang, semua berbaur menjadi satu. Lalu ada pula anak-anak yang ingin bernyanyi. Maka segeralah lagu Pelangi, Balonku (lagi), Ibu Kita Kartini, dan lain-lain, menghiasi lapangan voli itu. Tidak berhenti sampai situ saja, mereka lalu berebutan maju ke depan untuk membacakan buku cerita untuk teman-temannya. Mereka menyimak cerita yang disampaikan temannya, meskipun terkadang sangat susah payah karena intonasi bacaannya sulit terdengar. Bagi mereka yang berani tampil ke depan, kami menyediakan beragam hadiah yang terdiri dari satu set peralatan tulis, celengan, sabun dan pasta gigi.

Jet dan Troy pun tak ketinggalan berbaur. Jet yang baru kali ini bergabung dalam acara KKS Melati terlihat sedikit gila dengan acara yang ditampilannya. Bersama Troy mereka memberikan penyuluhan tentang gigi, perkenalan tentang gigi dan cara menggosok gigi. Mereka mengajak anak-anak bernyanyi bersama lagu sikat gigi yang ternyata merekapun bisa menyanyikannya.

Usai penyuluhan gigi, relawan lainnya sibuk berbaur dan mereka lantas membentuk kelompok-kelompok kecil membacakan cerita kepada anak-anak yang belum bisa membaca. Sedang bagi yang sudah bisa, mereka langsung berebutan mencari buku bacaan yang cocok untuk mereka baca sendiri. Jadilah lapangan volley hari itu menjadi taman bacaan yang menyenangkan. Ada yang membacakan buku cerita untuk temannya, ada pula yang sibuk membaca dengan cepat dan menukarkan bukunya lagi, seakan tak ingin ketinggalan membaca buku sebanyak-banyaknya. Melihat pemandangan seperti ini, timbul pikiranku : Mengapa selalu banyak dibicarakan orang bahwa tingkat membaca orang indonesia sangat rendah? Lihatlah mereka, Lihat betapa antusiasnya mereka melahap buku-buku cerita yang disediakan!

Seusai acara anak-anak, diadakan pertandingan lompat karet antara anak-anak dan relawan KKS Melati. Gelak tawa segera menghiasi tempat itu, karena permainan mereka hari itu lebih seru dari biasanya. Bayangkan kalau Troy, Jet, Prio dan Swan yang laki-laki ikut bermain lompat karet! Pasti heboh dan banyak mengundang tawa...

Tidak banyak yang kami bisa berikan hari itu, tapi kami yakin mereka bahagia dengan kehadiran kami. Mudah-mudahan kunjungan kali itu bukan kunjungan terakhir karena masih banyak hal yang bisa dilakukan di tempat itu, bergandengan tangan dengan KKS Melati.

(RN, 24 april 2004)

===================================
"Let's Expand Our Imagination About What's Possible"

No comments: