Friday, February 14, 2003

Valentine on the Road : Berbagi kasih sayang dengan sesama

***

Hujanpun mereda setelah mengguyur basah Jakarta malam itu.
Bak bendera telah dikibarkan di pintu start,
Kami berangkat kembali konvoi ke jalan.
Berbekal sembako ala kadarnya yang tergesa-gesa disiapkan semalam itu.
Tidak banyak dalam segi jumlah, tapi sarat dengan bahasa kasih sayang
Disertai pita merah jambu yang manis sekali.

***

(flash back)

Masih membekas kejadian sore itu
Ketika belanja ala kadarnya di toko tetangga
Sementara hadiah valentine "Strawberry Coklat" menanti disana
Kami peroleh dengan sandiwara manis dan menyenangkan

Meski hujan sempat menyulitkan transportasi pemindahan barang belanjaan
Dua orang sahabat baik terbajak untuk menjemput
Bersama kami menyiapkan kebutuhan
Hingga cukuplah beberapa paket sembako untuk dibawa

***

Lagi-lagi transportasi jadi kendala
Karena harapan tak sesuai dengan kenyataan
Rencana gila dan bujuk rayu pun mulai gencar dilancarkan
Mulai sewa pick up sampai sewa angkot
Mulai naik bis sampai membajak sopir
Tak peduli dimana dan sedang apa Dia

Sekedar untuk memenuhi kriteria untuk berangkat

***

(back to the beginning)

Jakarta cukup lengang malam itu
Berbeda dengan malam menjelang takbiran lalu
Berbeda dengan malam menjelang tahun baru tahun lalu
Tak banyak kami jumpai saudara-saudara kita yang tidur di jalan

Kami bersyukur,
Mendoakan mereka segera entas dari sudut jalanan.
Mungkin tinggal dan hidup lebih layak di lokasi lain.

Di sudut pojokan Senen,
Kami bertemu sekelompok keluarga yang tinggal di tepi selokan depan Masjid
Mereka tidur di emperan jalan setapak
Sang ibu menyelimuti sang anak yang masih belum genap satu tahun dengan tangannya
berharap sang anak cukup hangat dengan perbuatannya itu

Kami membangunkannya malam itu dengan kejutan indah
Dua bungkus sembako dan setumpuk baju layak pakaipun berpindah tangan
Ucap syukur lamat-lamat terdengar dari bibirnya
Dan sebersit senyum indah menyungging diujung bibirnya

Disebelah sana seorang teman menjumpai seorang lelaki tua renta
yang tidur bersanding dengan gerobaknya
percakapan hangat segera terjalin diantara mereka
"Ia selalu menuip peluitnya setiap hari seperti layaknya polisi cepek"
ujar seorang teman yang kebetulan kerja di daerah itu
Menjelaskan pekerjaan si tua renta itu setiap hari
Entah dimana keluarganya
Entah mengapa tak satupun bersedia mengurusnya
Malam itu senyum dan lambaian tangan renta tanda terima kasih mengiringi kepergian kami

Malam semakin larut
Pun sembako dan baju layak pakai persediaan kami semakin menipis
Tapi semangat kami tetap berkobar
Setiap sudut kota dijelajahi tak terkira
Sampai kami menemukan sekelompok orang yang tidur di bawah jembatan JDC

Sengaja kami parkir mobil agak menjauh
Menghindari serbuan orang-orang yang tidak diinginkan
Maklum lokasi itu cukup terbuka
Dan trauma penyerbuan tempo hari masih membekas erat dikepala
Tapi kali itu semuanya sempurna
Senyum orang-orang itu cukup menjadi pelipur kantuk kami

Menjelang pagi kami akhiri perjalanan ini
"Valentine on the Road" sebuah judul yang sengaja dibuat-buat
Untuk sekedar mengingatkan hati tentang kepedulian pada sesama...

Semoga Jakarta lebih baik malam itu.

(titik)

***
Thanks to Meina,Boy, dan Rico untuk mobilnya
Thanks to Rini,Coy,Virgina,Dewi,Ian,Bobby,Andie,Kukuh,Ancha,Boy,Agus,Elis,Lydia,Lardi untuk perjalanan yang menyenangkan
Thanks to Bhayu dan Nandha untuk bantuan transfer barang dan orang
Thanks to Dimas yang mobilnya nggak pernah sampai dan telah mengajarkan kami tentang konsep kesabaran

Keep up the good work, all !