Tuesday, January 11, 2005

Aku Bangga Jakartaku

Tiga minggu ini aku terlibat dalam suatu gerakan instant yang disebut Indonesia Peduli untuk Aceh. Kelompok ini merupakan gabungan dari berbagai macam perusahaan, LSM, dan kelompok-kelompok peduli dengan bencana nasional yang terjadi di Aceh. Mereka berkumpul, membahas dan menentukan langkah-langkah kongkrit untuk membantu saudara-saudara kita disana.

Yang membuatku takjub adalah bagaimana dalam waktu singkat segala hal yang diperlukan bisa menjadi ada. Jaringan-jaringan terbentuk, simpul-simpul disambung, dan jadilah suatu kelompok yang benar-benar luar biasa. Mulai dari TNI AL, TNI AU, perusahaan logistik, pebisnis, LSM dari berbagai jurusan, WALHI, KEHATI, NURANI DUNIA, DOMPET DHUAFA dan masih banyak lagi, serta tidak ketinggalan peran serta para relawan, semuanya bersatu padu, mengerahkan satu visi dan tujuan : UNTUK ACEH.

Para relawan datang ke Posko Indonesia Peduli di Pejaten dan Proklamasi. Mereka datang silih berganti, entah dari mana, namun mereka tidak segan bekerja dengan riang gembira dan penuh semangat walaupun peluh membasahi baju dan waktu habis tidak menentu. Tidak segan mereka mendata barang yang datang ke posko, mengangkutinya, menyusunnya hingga rapih di sudut ruangan, mengangkutinya kembali ke luar dan mencatat pengeluarannya. Di ruangan lain, para relawan sibuk memilah pakaian layak pakai yang akan dikirim, menghitungnya, mengepak dan menulis label di luar kemasan boxnya. Ajaib bagaimana baju layak pakai sebanyak satu kamar berukuran 5 X 5 m bisa disulap dalam sekejap mata, dimasukkan ke dalam dus-dus siap kirim.

Meski tidak saling mengenal, mereka berbaur dengan kawannya yang lain, saling berkenalan dan menyapa dan bekerja bersama-sama. Sungguh sebuah pemandangan yang indah yang bisa aku rasakan. Sungguh merupakan satu kekuatan bagi kota tempatku tinggal untuk bisa melakukan yang lebih banyak dan lebih besar lagi dengan kekuatan seperti ini.

Malam tahun baru 2005 lalu, disaat sebagian gelintir manusia lainnya sibuk merayakan tahun baru, kira-kira 60 relawan berkumpul di Posko Pejaten. Mereka sengaja memilih berada di Posko untuk membantu apa yang bisa dibantu dengan keberadaan mereka. Tak heran jika tak ada satu orangpun yang protes ketika mereka diminta membantu di Posko Proklamasi pada pukul 2 dini hari, untuk mengangkuti barang-barang ke atas truk yang suda menunggu disana. Tak lebih dari 5 jam mereka memeras keringat, menggunakan otot dan otaknya membantu dengan sekuat tenaga.

SALUT atas apa yang sudah dilakukan.

Semoga apa yang mereka peroleh di Posko itu berguna bagi kehidupan mereka masing-masing, terutama memperjaya batin dengan cara mereka sendiri. Semoga mata, hati dan pikiran mereka semakin terbuka dan dapat melakukan lebih banyak untuk kota ini.

Semoga saja.